Aktivis menggelar teatrikal penganiayaan dan pembunuhan aktivis lingkungan Salim Kancil dan Tosan di Surabaya, Jumat 2 Oktober 2015. Antara Foto/Zabur Karuru
Aktivis menggelar teatrikal penganiayaan dan pembunuhan aktivis lingkungan Salim Kancil dan Tosan di Surabaya, Jumat 2 Oktober 2015. Antara Foto/Zabur Karuru (Kumbang Ari)

Putra Salim Kancil Ingin Jadi Polisi

salim kancil
Kumbang Ari • 07 Oktober 2015 10:59
medcom.id, Lumajang: Kondisi psikologis DE berangsur stabil. Warga dan pegiat lingkungan silih berganti mendukung putra Salim Kancil itu agar tidak putus sekolah.
 
Salim memiliki tiga anak, yakni Endrawati, 29, Ike, 19, dan paling bungsu DE, usianya 13 tahun. DE melihat dengan mata sendiri bagaimana orang suruhan Kepala Desa Awar-awar, Lumajang, Jawa Timur, Haryono menyiksa ayahnya.
 
Berhari-hari setelah kejadian, peristiwa berdarah itu masih terngiang di pikiran DE. Hari ini, DE mulai melupakan kejadian itu.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


(Klik: Pengakuan Saksi Pembunuhan Salim Kancil)
 
Di sekolah, DE paling suka mata pelajaran matematika. Ia bercita-cita jadi polisi. Menurutnya, polisi sosok yang baik dan suka menolong.
 
Saat ini, ia duduk di kelas lima sekolah dasar. DE semakin termotivasi meneruskan sekolah setelah banyak yang memberikan bantuan uang dan perlengkapan belajar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(TRK)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif