Ketua Pusat Studi Kebumian Bencana dan Perubahan Iklim dari Institut Teknologi Surabaya (ITS), Amin Widodo, menyampaikan informasi yang menyebutkan patahan memanjang mulai dari Pasuruan, Mojokerto, hingga Madura. Patahan itu juga melewati Porong, Sidoarjo.
Jika patahan ini benar-benar ada, ini kan benar-benar ngeri," kata Amin yang juga terkenal sebagai pakar geologi itu, di Surabaya, Kamis (11/2/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Amin mengatakan patahan itu bertanda bahaya. Efeknya, lumpur panas menyembur dari dalam bumi ke permukaan tanah.
"Bila benar informasi itu, Lapindo Brantas Inc., harusnya tidak lagi berani melakukan pengeboran baru di sekitar Sidoarjo," ujar Amin.
Amin mengaku belum menemukan patahan dalam peta geologi. Sebab, dari zaman penjajahan Belanda, kata Amin, tak pernah ada peta bawah permukaan yang menampakkan patahan. Untuk memastikannya, kata Amin, peneliti harus melakukan penelitian dan kajian.
Pernyataan Amin itu muncul setelah Lapindo berencana kembali mengebor sumur gas di Desa Kedungbanteng, Sidoarjo. Namun warga sekitar menolak rencana itu karena khawatir bernasib sama dengan masyarakat korban lumpur panas di Porong. Apalagi, jarak Desa Kedungbanten cukup dekat dengan Porong.
Namun Lapindo mengatakan rencana pengeboran itu aman. Alasannya, sumur itu dalam kondisi aman dan stabil.
(Baca: Di Depan Ahli, Lapindo Klaim Pengeboran Sumur Aman)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)