"Kalau gubernur peduli pada masyarakat, Pakde Karwo harus perhatikan kami yang terkena imbas limbah pabrik PT Pria," kata koordinator aksi, Prigi Arisandi.
Menurut Prigi, warga di sekitar pabrik dirugikan. Sebab, limbah B3 yang dibuang PT Pria menyebabkan warga mengalami gatal-gatal, lahan pertanian rusak, dan sumber air bersih pun tercemar.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Maka itu, gubernur harus turun tangan, turun ke lapangan untuk melihat langsung dampak akibat Limbah B3 itu," tegasnya.
Aksi yang digelar masyarakat Mojokerto bukan yang pertama. Mereka sudah sekitar enam kali menggelar aksi serupa di Mojokerto. Namun, kali ini mereka menggelar aksi di kantor gubernur.
"Sebab tuntutan kami belum pernah di dengar pemerintah setempat," jelasnya.
Prigi mengungkapkan, aksi yang dilakukannya bukan sekedar aksi biasa. Pihaknya mengaku memiliki data dampak Limbah B3 oleh perusahan PT. Pria. Menurut dia, pemasok limbah B3 terbesar berasal dari perusahaan yang ada di kawasan Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Mojokerto.
"Data yang ada, saat ini limbah yang dibuang oleh perusahaan tersebut mencapai 19,4 juta ton per tahun atau sekitar 1,6 juta ton per bulan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)