"Tapi harus diingat perceraian dapat berbuntut pada anak-anak," kata Gus Ipul, di Kantor Gubernur Jawa Timur, di Jalan Pahlawan, Surabaya, Kamis (20/8/2015).
Dampaknya, kata Gus Ipul, perceraian berpengaruh pada psikologi anak-anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang dan membutuhkan perhatian lebih. "Secara psikologis mereka tertekan," katanya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Gus Ipul mengakui angka perceraian di Jatim cukup tinggi. Pada 2015, kasus perceraian mencapai 100 ribu kasus. Jumlah ini meningkat dibanding 2014, yaitu 81.627 kasus. Pada 2013, kasus perceraian 74.777 kejadian. Jumlah itu melonjak dibanding 2012, yang hanya 27.425 kasus, dan 2011 yaitu 25.907 kasus.
"Karena itu, Pemprov Jatim meminta Kantor Urusan Agama (KUA) untuk memperketat proses mediasi untuk menekan jumlah perceraian," pungkas Gus Ipul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)