Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, Firman Pria Abadi, mengatakan awalnya Dinkes menyatakan status waspada leptospirosis sampai 18 Maret sesuai perhitungan masa inkubasi bakteri leptospira sp.
"Karena tadi malah saya mendapatkan informasi ada yang meninggal, maka status waspada kami perpanjang," kata Firman, Sabtu (19/3/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Puskesmas penyumbang pasien leptospirosis terbanyak di Kabupaten Sampang adalah Puskesmas Banyuanyar dengan jumlah pasien empat orang dan satu orang meninggal.
Kepala Puskesmas Banyuanyar, dr. Indah Nur Susanti, mengaku berupaya menekan angka leptospirosis di wilayahnya dengan menyosialisasikan melalui brosur dan pengeras suara tentang cara menangani serangan lestopirosis.
"Agar mereka tidak terlambat ke rumah sakit karena itu akan menyulitkan," ungkapnya.
Kamis, 17 Maret, seorang pasien leptospirosis atas nama Amir, 56, warga Jalan Seruni Sampang, meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan kotoran tikus tersebut. Amir meninggal setelah sempat dirawat sebentar di RSUD Sampang.
Sebelumnya, penyakit lesptospirosis mewabah di Kabupaten Sampang usai banjir terjadi. Saat ini tercatat sudah ada enam pasien lestospirosis di Sampang. Tiga di antaranya meninggal dunia.
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Bakteri ini biasanya bersarang di ginjal. Pada tubuh manusia, bakteri ini bisa bertahan selama 60 hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
