"Sebelum kejadian pembantaian terhadap dua aktivis itu, ada seorang warga yang tewas ditabrak dengan truk, karena menghadang truk yang sedang membawa pasir," ujar Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Jatim AKBP Anom Wibowo, di Surabaya, Jumat (2/10/2015).
Sebelum pembantaian Salim Kancil terjadi, sekelompok warga Desa Selok Awar-awar melakukan aksi menolak pertambangan liar. Mereka menghadang truk yang mengangkut pasir hasil tambang. Bukannya berhenti, sopir truk malah menabrak orang-orang tersebut. Seorang warga tewas dalam kejadian itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sayangnya saat itu tidak terpantau media. Dan baru kejadian yang menimpa saudara Salim, media mengetahui dan mengekspos besar-besaran," ungkap mantan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya itu.
Berdasarkan investigasi Polda Jatim, Anom mengatakan warga telah melaporkan kejadian itu ke Polsek Pasirian. "Namun, saat itu Polsek meminta para korban untuk membuat laporan polisi secara resmi dan akan dilaporkan ke Polres Lumajang," kata Anom menjelaskan.
Saat polisi hendak menindaklanjuti laporan itu, kata Anom, kekerasan terjadi pada Salim Kancil dan Tosan.
"Ketika itu, surat perlindungan sudah dibuat dan akan dilakukan usai apel pagi. Namun, warga sudah bersiap, sehingga polisi terlambat memberi perlindungan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)