"Selain itu, ada 24 personel operator alat ini yang kami siagakan," kata Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Made Agus Prasetya, kepada wartawan di depan kantor Gubernur Jawa Timur, Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (1/5/2015).
Dia menjelaskan lima titik yang dianggap rawan itu yakni, di Jalan Pahlawan, keluar Tol Dupak-Demak, Jalan Raya Darmo depan Kebun Binatang Surabaya, Jalan Basuki Rahmat depan pertigaan Jalan Kombes Pol M Duryat dan Jalan Embong Malang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain memantau pergerakan buruh, kata dia, alat yang dilengkapi baling-baling seperti pesawat kecil itu digunakan untuk merekam arus lalu lintas maupun memotretnya.
"Hasilnya dikirim melalui gadget kepada operator dan langsung bisa ditindaklanjuti oleh pihak yang berkepentingan," katanya.
Sementara itu, aksi buruh di Surabaya berpusat di depan kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan sekitar monumen Tugu Pahlawan.
Sebagian besar buruh berasal dari kawasan Ring I industri Jatim seperti Pasuruan, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya. Selain meminta dihapuskan sistem kerja outsorching, buruh mendesak pemerintah membubarkan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) dan meringankan iuran BPJS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(BOB)