Para santri juga dibekali rompi pelampung oleh petugas Basarnas yang turun mencari. Selain itu, ribuan santri lainnya mengelar doa bersama agar santri yang hilang segera ditemukan.
"Para santri membantu mencari di pinggir sungai. Kita minta membantu menyisir dari pinggir-pinggir sungai," kata Budi, petugas Basarnas, di Kompleks Ponpes Langitan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Para santri berharap rekannya segera ditemukan Tim SAR. "Kami sangat berduka dan merasa kehilangan atas kejadian ini. Semoga teman kami segera ditemukan dan arwahnya diterima di sisi Allah," ujar Asrori, salah satu santri Ponpes Langitan.
"Semoga keluarga korban diberi kesabaran dan menerima serta mengikhlaskan anaknya. Saya yakin mereka (santri yang hilang) meninggal dalam keadaan sebagai mujahid karena mereka sedang berjuang mencari ilmu," kata Hasyim, salah satu ustad di Ponpes Langitan.
Perahu tambang berpenumpang 25 santri tenggelam di Bengawan Solo di tambangan Babat, Lamongan, Jumat 7 Oktober 2016. Sebanyak 18 santri selamat dan tujuh santri hilang.
Enam dari tujuh santri yang belum ditemukan yaitu Abdullah Umar, 15, asal Bedilan, Gresik; M. Afiq Fadlil, 19, asal Manyar Gresik; Moh. Arif Mabruri, 18, asal Sumberrejo Bojonegoro.
Selain itu Muhsin, 16, asal Tambaksari Surabaya; Rizki Nur Habib, 15, asal Kecamatan Percut Seitian, Deli Serdang Sumatera; dan Lujaini Dani, 13, asal Manyar, Gresik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)