"Kami sudah perintahkan Kasatpol PP Irvan Widyanto untuk berkomunikasi dengan Polrestabes Surabaya mengecek unsur 'by design' atau tidak," ujar perempuan yang akrab disapa Risma itu usai peresmian Taman Pendidikan Quran (TPQ) Baitul Jamil di Surabaya, Minggu (15/2/2015).
Bila ada unsur kesengajaan, Risma menegaskan penjualan itu merupakan tindakan tak terpuji. Penjualan itu merusak moral masyarakat, khususnya anak-anak di Surabaya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pemkot Surabaya, lanjut dia, tidak akan berhenti merazia dan menindak tegas toko-toko swalayan yang membiarkan 'paket valentine' beredar. Pihaknya bahkan menutup satu toko swalayan di Surabaya Barat karena terbukti tidak mengantongi izin. Pemkot pun akan melakukan hal yang sama ke swalayan-swalayan lain yang terbukti melanggar.
Menurut wali kota wanita pertama di Surabaya tersebut, sebagian besar anak-anak muda salah menangkap esensi dan maksud Valentine's Day atau
yang kerap disebut hari kasih sayang. Mereka mengartikan pengungkapan kasih sayang itu hanya kepada kekasihnya masing-masing.
"Sebenarnya esensinya bagus, yakni menunjukkan kasih sayang ke orangtua, teman dan kerabat. Tapi, anak-anak banyak yang menyalahgunakannya dan inilah yang bisa menghancurkan bangsa," tukas mantan kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya tersebut.
Risma memandang penting razia Valentine's Day dilakukan. Ia menilai tindakan itu sebagai bentuk penyelamatan pada anak-anak, khususnya remaja Kota Surabaya.
"Kami juga mengharapkan kalangan swasta mendukung untuk menyelamatkan anak-anak Surabaya dari 'penjajahan baru' berupa narkoba, minuman keras dan pengaruh budaya barat lainnya yang negatif," harapnya.
Di lain tempat, Kasatpol PP Pemkot Surabaya Irvan Widyanto mengaku sudah menyampaikan laporan itu ke Satuan Intelijen dan Keamanan (intelkam) Polrestabes. Ia meminta Polrestabes Surabaya segera mendalami temuan tersebut.
"Kami sudah melapor dan koordinasi ke Polrestabes untuk mendalami temuan yang sudah disita," kata mantan Camat Rungkut itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)