Dik Doang. Foto: MI/Arnoldus Dhae
Dik Doang. Foto: MI/Arnoldus Dhae (Aditya Mahatva Yodha)

Beda Permainan Tradisional dan Modern Versi Dik Doang

permainan tradisional
Aditya Mahatva Yodha • 19 September 2015 11:02
medcom.id, Malang: Seniman Dik Doank yang kini menjadi motivator angkat bicara terkait kurang diminatinya permainan tradisional dibandingkan permainan modern oleh anak-anak Indonesia saat ini.
 
Hal ini disampaikan Dik Doank di Pondok Pesantren Bihaaru Bahri atau akrab disebut Masjid Jin Turen, Malang, Jawa Timur, Jumat 18 September.
 
"Kalau permainan tradisional itu lebih mementingkan kebersamaan. Berbeda dengan permainan modern seperti PS (Play Station) atau Xbox yang lebih mementingkan kemenangan," tutur Dik Doank kepada Metrotvnews.com, di Ponpes Bihaaru Bahri.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pria bernama asli Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denda Kusuma ini mengatakan permainan sekarang bersifat individual.
 
"Semangat gotong royongnya musnah. Dalam permainan galasin, untuk naik level kita harus melihat teman yang lain dulu. Jika masih di level bawah, kita harus membantu teman itu dengan menggoda lawannya. Jadi, kebersamaannya terlihat," kata Dik.
 
Menurutnya, filosofi menciptakan permainan adalah menciptakan kesenangan atau kegembiraan. "Tapi kita kan tidak tahu ujungnya di mana apakah jadi baik atau buruk," imbuhnya.
 
Menurutnya, dalam mendidik anak di era sekarang, orang tua harus bisa mencontohkan hal-hal yang baik. "Tak mungkin kita melarang anak kita merokok tapi anak orang lain dibiarkan merokok. Orang tua harus menciptakan lingkungan yang baik," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif