"Karena dalam Yayasan Mojopahit didiami berbagai macam orang dengan latar belakang sosial yang berbeda. Mulai gelandangan, pemulung, pengemis, lansia, hingga pekerja seks komersial, semua ada di sini," kata Ketua Yayasan Mojopahit, Teguh Stariaji kepada Metrotvnews.com di Yayasan Mojopahit, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (10/4/2015).
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo akan menutup sejumlah lokalisasi yang ada di Jawa Timur. Salah satu lokalisasi itu adalah Yayasan Mojopahit. Teguh pun membantah bahwa wisma di bawah naungan yayasan yang ia kelola merupakan lokalisasi. Ia juga menyayangkan langkah yang akan diambil Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Jika isu benar maka satu masalah sosial akan hilang dalam yayasan. Jika mau mengatasi masalah sosial jangan hanya fokus kepada PSK saja, namun semua harus diatasi," kata Teguh.
Yayasan Mojopahit berdiri di tanah seluas 25 hektare. Ada 600 kepala keluarga yang terdiri dari tuna wisma, tuna karya, dan tuna susila menetap di sana. Mereka menempati 5 hektare dari lahan Yayasan Mojopahit, selebihnya area sawah dan kebun.
Selain Yayasan Mojopahit, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga akan menutup lokalisasi yang berada di Ponorogo dan Lokalisasi Balong Cangkring, Kota Mojokerto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)