"Sebelumnya, kami sudah coba membeli rumah Bung Karno, tapi gagal karena pemilik mematok harga sangat mahal," kata Whisnu, di Surabaya, Rabu (18/5/2016).
Menurut Whisnu, Pemkot sudah lima kali mencoba negosiasi dengan pemilik rumah Bung Karno. Namun, kata dia, sampai saat ini belum ada kata sepakat untuk melakukan transaksi jual beli.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pemilik bersedia menjual dengan harga Rp5 miliar. Sementara harga pasaran rumah di sana kisaran Rp750-800 juta. Ini tidak masuk akal," katanya.
Whisnu menyebut Pemkot telah menyiapkan anggaran tak terbatas untuk membeli dan mengakuisisi benda cagar budaya yang beberapa di antaranya masih dimiliki warga. Hanya, harga yang tak rasional bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Kami bisa saja teken harga rumah Bung Karno itu, tapi kami tidak mau kedepannya malah bermasalah dan dikira korupsi. Sebab, harganya tidak masuk akal, dan jauh dari harga pasaran," jelasnya.
Sayangnya, Whisnu tidak menyebutkan langkah apa yang akan ditempuh agar rumah, yang menjadi bukti lahirnya Presiden RI pertama di Surabaya itu, dapat dikelola Pemkot Surabaya.
"Pada prinsipnya kami siap membeli cagar budaya seperti rumah bekas Bung Karno. Asalkan harganya rasional," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)