Wali Kota Risma berbincang dengan anak-anak sekolah di Surabaya - Ant - Fiqih Arfani
Wali Kota Risma berbincang dengan anak-anak sekolah di Surabaya - Ant - Fiqih Arfani (Antara, Amaluddin)

Risma Ajak Orangtua Peduli Perkembangan Anak-anak

anak-anak
Antara, Amaluddin • 22 Juni 2016 18:32
medcom.id, Surabaya: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak seluruh orangtua peka dengan tumbuh kembang anak-anak. Apalagi, hasil penelitian menyebutkan perilaku berpacaran remaja di Surabaya terbilang mengkhawatirkan.
 
"Banyak sekali godan anak-anak sekarang. Tidak sama dengan kita dulu. Ada program televisi, gadget, dan sebagainya. Ayo kita rangkul mereka. Kalau semua peduli, saya yakin anak-anak akan selamat dari godaan itu," kata Wali Kota yang akrab disapa Risma itu dalam acara Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual Anak (GN-Aksa) di Kantor Pemkot Surabaya, Jawa Timur, Rabu (22/6/2016).
 
Bila masyarakat tak peduli, perilaku kenakalan remaja menghantui anak-anak. Mereka juga berisiko menjadi korban penjualan anak dan kejahatan seksual.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Psikiater Nalini Muhdi pun mengakui hal serupa. Tantangan anak-anak masa kini lebih berat ketimbang anak-anak zaman dulu. Kebahagiaan anak-anak seolah hilang akibat harus menuntaskan banyak kewajiban.
 
Seharusnya, kata Nalini, anak-anak mendapat pendidikan untuk perkembangan kognitifnya. Itulah yang terjadi di negara maju.
 
"Di negara maju, guru pendidikan dasar itu justru profesor dan guru senior. Anak-anak diajari kognitif seperti diajak antre di tempat umum untuk menumbuhkan kesadaran agar sabar menunggu dan tidak mengambil hak orang lain atau juga menyeberang jalan di zebra cross," kata Nalini.
 
Sementara itu mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengungkap fakta mengejutkan mengenai perilaku anak-anak di Surabaya. Hasil penelitian menyebutkan anak-anak sudah terbiasa berpelukan dan berciuman dengan pacar masing-masing.
 
Febriliani Masitoh, mahasiswa Jurusan Statistika angkatan 2012, itu mengatakan penelitian melibatkan 300 pelajar SMA/sederajat. Para peserta penelitian menjawab pertanyaan seputar gaya berpacaran.
 
Hasilnya, 36 persen responden menganggap pelukan dan ciuman merupakan hal yang wajar. Sementara 2 persen lainnya mengaku berhubungan intim saat berpacaran.
 
"Penelitian ini kami lakukan secara acak dan tidak mengidentifikasi secara spesifik sekolahnya," kata Febriliana.
 
Menurut Febriliani, sebagian besar responden yang menganggap pelukan dan ciuman sebagai hal yang wajar ternyata memiliki orangtua yang hanya berpendidikan SD. 
 
Anak-anak mengenal fungsi teknologi komunikasi yang canggih. Banyak di antara mereka yang terpapar media pornografi. 
 
Sementara orangtua yang berpendidikan rendah tidak paham mengenai perkembangan media teknologi. Sehingga anak-anak pun leluasa menggunakan media tersebut.
 
"Di sini dapat disimpulkan, remaja dengan orang tua yang berpendidikan SD cenderung memiliki perilaku pacaran dengan tingkat risiko tinggi,” kata Febri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif