Bagi keluarga, kegemaran Naufal itu bukan hal yang aneh. Saat Naufal pamit untuk bermain game di sebuah warnet di Kecamatan Sooko, keluarga tak memiliki firasat buruk.
Pada Jumat 5 Agustus, sekira pukul 16.00 WIB, Naufal mendatangi warnet tersebut. Calon mahasiswa Fakultas Kedokteran itu pun mulai bermain game.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Satu jam kemudian, seorang pengunjung warnet melihat Naufal kejang-kejang. Sementara layar komputernya masih menyala.
Pengunjung melaporkan kejadian itu ke karyawan warnet. Mereka pun berusaha menolong Naufal.
Mereka lalu menghubungi Polsek Sooko. Setelah itu, polisi melarikan Naufal ke RSUD Dr Soekandar. Namun tim medis menyatakan Naufal sudah meninggal sekira pukuk 18.00 WIB.
Kanit Reskrim Aiptu Usman Basori membenarkan kejadian tersebut. Setelah mendapat laporan, penyidik lantas mendatangi lokasi kejadian.
"Hasil olah tempat kejadian perkara tak menemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah," kata Aiptu Usman melalui sambungan telepon kepada Metrotvnews.com, Rabu (10/6/2016).
Aiptu Usman mengaku masih memperdalam kasus tersebut. Namun polisi belum mendapat keterangan dari pihak keluarga.
"Sebab keluarga masih berduka dan frustasi atas kepergian Naufal," lanjut Usman.
Kabar kematian Naufal pun beredar di kalangan alumni Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Sebab, ayah Naufal, Zulfakar, merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Unair.
"Kami sudah mendapat informasi itu. Ayahnya lulusan Unair yang memiliki Klinik Mutiara Hati," kata Humas Unair Suko Widodo kepada Metrotvnews.com.
Menurut Suko, Naufal baru lulus SMA pada 2016. Ia sudah mendaftar di Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang untuk meneruskan profesi ayahnya. Namun malang, warga Kemantren Wetan itu meregang nyawa saat asyik bermain game online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)