"Yang dievakuasi baru sebagian saja, karena tidak semua mau dievakuasi. Kalau dari Al Ahgaff dari sekitar 500 mahasiswa asal Indonesia, hanya sekitar 250 yang mau dievakuasi, sisanya nggak mau dievakuasi," kata salah seorang mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Al Ahgaff University, Tarim Hadramaut, Yaman, Zah Faidh Bajuri, kepada Metrotvnews.com, Sabtu (11/4/2015).
Pria yang kerap disapa Gus Faidh ini mengatakan, sebagian besar mereka adalah mahasiswa dan santri. Mereka dievakuasi karena khawatir akan keamanan di Yaman tidak menentu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Hari ini evakuasi kloter ke-3 melalui jalur darat dengan menggunakan delapan buah bus pada pukul 09.00 WITA Sabtu pagi," tambahnya.
Sementara itu, anak keempat dari mediang KH. Bajuri Yusuf itu mengungkapkan, dari 250 yang dievakuasi, saat ini setidaknya masih terdapat sekitar 200-300 mahasiswa dan santri yang berada di daerah Tarim Hadramaut, Yaman. Ratusan orang itu menolak pulang.
Mereka yang tak ingin dievakuasi jelas Faidh, lantaran daerah Tarim yang di tempati masih relatif aman dan kondusif. Namun, lanjut dia, di sisi lain mereka bingung karena tidak adanya jaminan pasti dari pemerintah pasca evakuasi.
"Alasan mereka disamping keaadaan di kota Tarim masih aman dan kondusif, kegiatan-kegiatan masih berjalan seperti biasa dan. Mereka bingung, kalau mereka pulang pun belum dapat kepastian jelas dari pemerintah, apakah bisa kembali lagi?. Dan biayanya bagaimana bagi mereka yang perkonomian keluarganya menengah ke bawah, Apa ada jaminan dari pemerintah?," pungkas Faidh.
Faidh berharap pemerintah Indonesia mampu memberikan solusi lain setelah Yaman kembali aman. Sebab, banyak mahasiswa dan santri yang akan kesulitan biaya bila harus kembali ke Yaman.

Mahasiswa dan Santri yang akan dievakuasi (Gus Faidh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(REN)