"Awalnya, ketiga pendaki itu memang ingin mendaki sampai ke puncak Mahameru, tapi karena ada hujan badai dan kabut, mereka memilih turun ke puncak Kalimati," kata Plt Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Agus Budianto, Selasa (3/1/2017).
Menurut Agus, ketiga pendaki itu berasal dari tiga kelompok berbeda. Joko Rudiyanto, warga asal Kabupaten Jombang, mendaki bersama dua temannya, Yanuar dan Fery. Ketiga orang ini berniat mendaki sampai puncak Mahameru.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Tapi Yanuar dan Fery memilih turun karena hujan badai dan kabut. Sedangkan Joko memaksakan diri untuk terus mendaki," kata Agus, menirukan komentar Joko.
Joko berpisah dengan dua orang temannya sekitar pukul 13.00 WIB, Senin 2 Januari. Joko terus melanjutkan perjalanan untuk bisa sampai ke puncak Mahameru. Joko kemudian bertemu Carles dan Abdurrahman. Mereka bersama menuju puncak Mahameru.
Pendakian ketiganya terhalang hujan badai dan memaksa mereka turun menuju puncak Kalimati. Saat menuruni gunung itulah mereka kehilangan arah. Beruntung, Joko berhasil mengirim pesan kepada kerabatnya di Surabaya dan memberitahukan kalau ia sedang tersesat di Semeru.
"Saat itu ponsel Joko mendapatkan sinyal sehingga bisa menghubungi saudaranya yang ada di Surabaya," kata Agus.
Informasi itu kemudian diteruskan ke petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Petugas lantas mengerahkan tim gabungan pencari terdiri dari personel TNBTS, BNPB, BPBD, dan SAR. Tim mencari korban sekira pukul 08.00 WIB, Selasa 3 Januari 2017.
"Petugas menemukan ketiganya sekitar pukul 13.30 WIB di tebing Blank 75 (sebelah timur laut dari puncak Mahameru). Dan saat ini ketiga pendaki masih dalam keadaan drop, masih kami rawat di Pos Ranu Kumbolo," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)