Ia mengimbau pengurus tidak perlu lagi memperpanjang urusan muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur.
"Urusan muktamar NU sudah tutup buku, sudah selesai. Tidak ada manfaatnya kita perbincangkan terus. Umat sudah menanti kiprah NU yang lebih konkret dalam menjawab perubahan dan dinamika masyarakat," kata Nusron, yang juga menjadi salah seorang anggota formatur muktamar ke-33, di Jombang, Minggu (9/8/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebagai organisasi keagamaan terbesar dan sudah berpengalaman, menurut Nusron, NU sudah terbiasa menghadapi perbedaan pendapat dan dinamika pemikiran.
"Di NU, ada beragam model tokoh. Kalau ada konflik dan gesekan, itu biasa. Tapi nanti sejalan dengan waktu, juga akan baik lagi. Saat ini, bangsa Indonesia dan dunia butuh NU. Sudah saatnya untuk bersatu dan bersinergi," tegasnya.
Tapi, kalau masih ada pihak yang kecewa dan ingin menggugat hasil muktamar, Nusron melihat sikap itu bukan cerminan sikap NU.
Daripada ribut terus-menerus soal muktamar, Nusron mengatakan, lebih baik NU fokus mengatasi gagal panen para petani akibat kemarau panjang ini.
"Bukankah sebagian besar petani warga NU. Kapan diurusnya kalau hanya ribut soal muktamar. Kayak kurang kerjaan saja. Nggak tahu ya kalau orang-orang itu memang tidak ada pekerjaan lain, kecuali muktamar, " kata Nusron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)