Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Sumenep mengadakan `karapan manusia` untuk meramaikan peringatkan Hari Kartini. Bedanya dengan karapan sapi, pada `karapan manusia` bukan soal adu kecepatan yang ditonjolkan. Tapi, lebih pada seni tari yang ditampilkan.
"Sebanyak 200 tahanan dan warga binaan diikutkan semua," kata Kepala Rutan Kelas II B Sumenep Ketut Akbar Harry Akhjar di Sumenep, Jawa Timur, Jumat, 21 April 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Akbar menjelaskan, tahanan dibagi menjadi 60 kelompok. Tiap kelompok terdiri dari empat orang, dengan pembagian satu orang menjadi joki, dua orang bertugas membawa kaleles atau alat yang ditumpangi joki, dan satu pemandu tari di depan.
Dari garis start hingga finish, langkah kaki peserta diiringi musik saronen yang ditabuh di pinggir lapangan. Penabuh saronen juga warga binaan yang mahir memainkan musik tradisional.
.jpg)
`Karapan manusia` di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Sumenep, Jawa Timur -- MTVN/Rahmatullah
Akbar berharap, `karapan manusia` yang digelar dapat menghibur semua penghuni rutan. Untuk sejenak, mereka diajak melepaskan beban selama menjalani masa tahanan.
Pantauan Metrotvnews.com, tidak hanya hanya kontestan saja yang berlenggak-lenggok. Warga binaan lain yang menonton pun ikut menggerakkan tubuh di pinggir lapangan.
Sorak-sorai menggema di seluruh rutan saat musik saronen dinyaringkan. Sesekali tawa terdengar pecah ketika ada salah satu joki jatuh karena tidak pandai berjoget di atas kaleles.
Imanda, salah satu warga binaan, mengaku senang dengan adanya `karapan manusia`. Beban pikiran tiba-tiba hilang. Bahkan, dia merasa keakraban dengan warga binaan lain semakin erat.
"Semoga kegiatan semacam ini sering digelar, sehingga kami memiliki hiburan," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)