Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dijadwalkan menjadi saksi penutupan lokalisasi tersebut.
Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Jatim, Hizbul Wathon, mengatakan ada sekitar 201 pekerja seks komersial di lokalisasi Ponorogo itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mereka berasal dari 20 kabupaten/kota di Jatim, meliputi Ngawi, Ponorogo, Tulungagung, Magetan dan Kediri. Ada pula yang berasal dari daerah lain, seperti Wonogiri, Sragen, Blora, Pati, bahkan dari Papua.
"Jumlahnya terus berkurang. Data terakhir ada 179 PSK dan 36 muncikari. Rencananya kami akan memulangkan mereka," kata Hizbul, di Surabaya, Senin (1/6/2015).
Sebelum menutup lokalisasi, pemprov Jatim rencananya akan mengadakan ceramah keagamaan serta memberikan seperangkat alat ibadah. "Bingkisan itu permintaan dari para PSK dan kami berikan karena maksudnya baik,” kata Hizbul.
Pemprov akan memberikan bantuan sebesar Rp5 juta rupiah untuk setiap PSK sebagai konsekuensi dari penutupan lokalisasi. Uang itu diberikan untuk membuka usaha, kebutuhan hidup selama tiga bulan, dan transportasi ke kampung halaman.
Pemerintah Jatim tak memberikan insentif kepada para muncikari. "Kami hanya membantu masyarakat yang terdampak dari penutupan lokalisasi itu," ujarnya.
(UWA)