Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sumenep Edi Rasiadi memaparkan, Rp24 miliar dari Rp54 miliar itu berasal dari APBD. Sisanya Rp30 miliar dari Dana Alokasi.
“Anggaran perbaikan infrastruktur fisik tahun ini memang berkurang,” kata Edi, Rabu 8 Maret 2017.
(15).jpg)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sumenep Edi Rasiadi – MTVN/ Rahmatullah
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Edi tak merinci berapa lokasi infrastruktur yang akan diperbaiki. Dia memastikan tiap kecamatan ada pekerjaan. Kecamatan Kota lebih diutamakan karena menjadi pusat pemerintah daerah.
Anggaran itu tidak hanya untuk perbaikan, tapi juga buat pembangunan jalan. Misalnya, dari jalan makadam ke jalan beraspal. Termasuk juga untuk pelebaran jalan.
Untuk perbaikan jalan di dalam desa, kata Edi, juga dianggarkan jika sudah masuk dalam Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang). Jika belum masuk, perangkat desa menggunakan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk memperbaiki jalan.
Untuk perbaikan jalan penghubung antar desa, Edi memastikan akan menggunakan dana dari Rp54 miliar itu. “Kalau di internal desa diharapkan ke depan menjadi tanggung jawab desa. Tapi untuk jalan penghubung antar desa biar kami yang garap,” urai Edi.
Edi menambahkan, anggaran perbaikan jalan untuk daratan dan kepulauan tidakl sama. Sebesar 70 persen untuk daratan, dan 30 persen untuk kepulauan. “Sebagian kalangan menganggap pembagian anggaran itu tidak adil. Tapi dari luas wilayah, pembagian itu proporsional,” jelas Edi.
Warga Kecamatan Lenteng, Suryadi, berharap jalan poros kabupaten di wilayahnya menjadi salah satu lokasi yang akan diperbaiki. Menurut dia, jalan di sana sudah mengancam keselamatan pengendara. Pengendara sering melewati marka untuk menghindari jalan rusak tanpa peduli ada pengendara lain dari arah berlawanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)