Hingga Rabu 1 Juni, Direktur RSUD Kabupaten Jombang, Dr Pudji Umbaran, mengatakan keracunan itu mengakibatkan 61 warga menjalani perawatan inap. Sementara 26 warga menjalani rawat jalan.
Mereka mengalami panas, mual, muntah, dan diare usai menyantap soto yang disajikan dalam sebuah hajatan. Mereka menjalani perawatan di beberapa puskesmas di Jombang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Peristiwa ini sering terjadi karena bahan yang akan dimasak sudah kedaluwarsa. Dengan kata lain, makanan disajikan dari batas normal penyajian," kata Pudji kepada Metrotvnews.com di Jombang.
Pudji menerangkan tak gampang membedakan bahan makanan yang aman dan tidak aman. Tapi warga sebaiknya mewaspadai perubahan warna dan bau bahan makanan tersebut.
Ia juga mengingatkan warga untuk menghangatkan masakan agar tidak basi. Sebab, makanan basi mengandung kuman.
"Itu yang bisa mengakibatkan keracunan," kata Pudji.
Pudji mengatakan keracunan terdiri dari tiga level. Maka, penanganannya pun harus sesuai.
Untuk keracunan ringan, kata Pudji, gejalanya yaitu nyeri perut dan mual tanpa muntah. Pudji mengatakan keracunan itu cukup ditangani dengan pemberian obat antibiotik dan obat lambung.
Sementara gejala pada keracunan sedang yaitu diare, muntah, dan suhu tubuh tinggi. Pertolongannya yaitu memberikan cairan oralit dan minum banyak. Agar, cairan yang keluar dapat terganti. Bila perlu penderitanya diberi cairan infus.
"Sedangkan untuk keracunan berat tentu saja harus dilakukan tindakan penyelematan di Rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)