Putra pertama dari enam bersaudara dari pasangan Lianah, 68, dan almarhum Abu Darin ini sempat menghubungi ibunya melalui telepon seluler sebelum pesawat Hercules jatuh.
Miftahul Jannah, salah satu sepupu Ibnu Kohar mengatakan sehari sebelum tragedi jatuhnya Hercules, almarhum sempat berkomunikasi dengan sang ibu. Komunikasi singkat itu membahas mengenai kondisi ibunya yang sudah lanjut usia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya terbayang wajah ibu terus. Apakah ibu lagi sakit. Dan tak lupa Mas Kohar pamit untuk terbang ke Medan menjalankan tugasnya di kesatuan," ujarnya, ditemui di kediaman keluarganya, Rabu (1/7/2015).
Almarhum meninggalkan istri dan dua orang anak. Awalnya mereka tinggal di Dusun Gedeg Kulon, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Setelah melangsungkan pernikahan, mereka memilih tinggal di Asrama Militer Skuadron 32, Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh, Malang.
’’Kami teringat saat almarhum menghadiri pernikahan adiknya yang paling kecil tiga bulan lalu. Mas Wawang (panggilan Kohar) sempat bergurau kalau meninggal minta dimakamkan dekat dengan makam ayahnya," tukasnya.
Miftahul menambahkan almarhum memiliki kesamaan karakter serta kepribadian dengan ayahnya yang merupakan purnawirawan Korps komando Angkatan Laut (sekarang Marinir TNI AL). Setelah usia remaja, Peltu Ibnu Kohar memilih mengawali karirnya dengan mendaftar sebagai anggota TNI mengikuti jejak sang ayahnya.
"Saat Mas Wawang akan mendaftar sebagai TNI, kami yang membantu membuatkan surat lamaran. Awalnya Mas Wawang mau masuk ke TNI AD namun gagal, kemudian beralih ke TNI AU," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)