"Kami sengaja menggelar drama untuk membantu umat merenungkan kesengsaraan dan wafatnya Yesus," kata Romo Nulaskus Harsan Tioko Okarem di lokasi, Jumat, 14 April 2017.
Romo Nulaskus menjelaskan, drama itu digelar untuk mengenang pengorbanan Yesus yang rela disiksa demi umatnya. Harapannya, jemaat bisa merenungkan kesengsaraan Yesus saat itu dan mengambil pelajaran darinya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam drama ini, sejumlah pemuda berdandan layaknya pasukan Kerajaan Romawi lengkap dnegan tombaknya. Ada juga seorang pemuda berperan sebagai Yesus yang sedang disalib di depan umatnya.
.jpg)
Salah satu adegan dalam drama penyiksaan Yesus di Gereja Katolik Paroki Maria Gunung Karmel -- MTVN/Rahmatullah
Ratusan umat Katolik nampak hanyut dalam suasana, bahkan sebagian menitikkan air mata. Mereka seolah ikut merasakan penderitaan Yesus yang rela disiksa.
Menurut Romo Nulaskus, drama tersebut disiapkan dalam waktu ttiga bulan. Hasilnya, semua pemain tidak hanya menampilkan drama, tapi menghayati lakon yang diperankan.
Lebih penting lagi, lanjut Romo Nulaskus, para pemain drama bisa meneladani kehidupan Yesus. Ia berharap, umat Katolik semakin merasa dekat dengan Yesus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)