Ifa Siswati, Kader Posyandu di Simolawang, Surabaya, menyebut para orang tua tak perlu lagi mengantre. Perkembangan status gizi anak bisa dilihat dengan aplikasi berbasis Android yang sudah disosialisasikan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) bersama HSBC.
"Hampir dua tahunan, kami sudah menikmati layanan tersebut," ungkap Ifa Siswati kepada Metrotvnews.com, Jumat, 20 Oktober 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Banyak keuntungan yang bisa didapat dari penggunaan aplikasi tersebut. Selain bisa menyimpan data balita, aplikasi tersebut juga bisa memantau perkembangan balita.
Beberapa tahapan harus dilewati orang tua sebelum bisa menikmati layanan berbasis online ini. Pertama, orang tua mendaftar ke posyandu setempat dengan mengisi data diri anak. Setelah itu, balita akan ditimbang dan dicatat secara manual oleh kader posyandu.
"Apabila ada status gizi kurang, maka akan dilakukan penyuluhan oleh kader posyandu, sekaligus akan diberi pendamping makanan tambahan (PMT). Dan di meja terakhir, orang tua akan diarahkan ke petugas puskesmas setempat untuk diberi obat. Baik untuk imunisasi maupun lainnya," katanya.

Ifa Siswati, Kader Posyandu di Simolawang, Surabaya. Foto: MTVN/Syaikhul Hadi
Orang tua yang sudah mengisi data diri tak perlu lagi memeriksakan anaknya ke puskesmas untuk memantau perkembangan anak dan balita. Setelah memasukkan berat badan dan tinggi balita, maka akan ada perbandingan dari berat badan anak antara bulan sebelumnya dan sekarang.
"Jadi, bisa diketahui status gizinya. Hasil akhir, status gizi anak berada di pita pertumbuhan yang mana akan terlihat di aplikasi tersebut," terangnya.
Hasil akhir akan ditunjukkan sebuah jempol yang bisa dilihat di layar android. Jika gambar jempol mengarah ke atas maka status gizi anak bagus. Begitu juga sebaliknya.
"Kita kan sudah menikmati nya sudah lama. Para orang tua pun sebelumnya juga sudah diberi pelatihan bagaimana menggunakan aplikasi tersebut. Jadi, kalau sudah masuk ke bulan selanjutnya, mereka akan penasaran, bagaimana status perkembangan anaknya melalui aplikasi tersebut," tandasnya.
Petugas Puskesmas Simolawang, Maramawary, mengungkap program posyandu dilakukan dua kali dalam sebulan. Pada penggunaan aplikasi ini masih digunakan di dua kelurahan, yakni Kelurahan Sidodadi dan Simolawang.
"Totalnya ada 35 posyandu. 23 Posyandu di Simolawang dan 12 Posyandu di Sidodadi," ungkapnya.
Menurutnya, peranan tenaga kesehatan puskesmas hanya membantu dan mendampingi kader posyandu dalam memberikan penyuluhan dan memberikan obat kepada orang tua bagi tumbuh kembang anak dan balita.
"Mereka, tidak hanya bisa memantau perkembangan anak. Bahkan mereka juga bisa konsultasi melalui aplikasi tersebut kapan pun dan dimana pun," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)