Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan pusat pengendalian itu pada Rabu 26 Juli 2016. Di saat bersamaan, perempuan yang akrab disapa Risma itu pun meresmikan jembatan gantung di Jalan Tunjungan.
Ruang pusat pengendalian itu berada di gedung herritage di Jalan Tunjungan. Gedung itu juga dikenal masyarakat dengan sebutan Siola.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di dalam ruangan, tiga layar monitor berukuran besar merekam seluruh aktivitas warga. Petugas di ruang kontrol dapat memantau warga yang berkunjung ke mal, berbelanja di pasar, hingga aktivitas di pusat pemerintah.
Beberapa pegawai berseragam bertugas di ruang tersebut. Mereka mengenakan perangkat komunikasi di kepala sambil memantau monitor. Mereka bertugas secara bergantian selama 24 jam.
Ruang tersebut merupakan realisasi dari mimpi Risma. Wali Kota dua periode itu memang sudah lama menginginkan ruang kontrol yang dapat memantau aktivitas warganya.
"Jadi, jika ada kejadian seperti bencana dan tindak kriminal bisa langsung dipantau," kata Risma saat berkunjung ke ruang tersebut.
Risma mencontohkan petugas dapat memantau kebakaran di salah satu sudut kota. Petugas melanjutkan informasi itu ke petugas pemadam kebakaran. Petugas di ruang kontrol juga dapat memberikan informasi tentang sumber air terdekat untuk pemadaman kebakaran.
"Jadi, nanti kalau petugas kehabisan air tidak susah-susah cari air," lanjut Risma.
Pemantauan masyarakat itu merupakan kali kedua bagi Risma. Sebelumnya, Risma meluncurkan nomor darurat untuk warga Surabaya yaitu 112. Warga dapat menghubungi nomor tersebut bila terjadi beberapa kejadian darurat misal banjir, kebakaran, kecelakaan, pohon tumbang, hingga anak hilang atau tenggelam.
Baca: Bila Ada Kondisi Darurat, Warga Surabaya Dapat Hubungi 112
"Layanan itu langsung terhubung dengan Pemkot Surabaya. Nomornya sangat mudah diingat, 112," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Rabu (1/6/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)