"Kami pertemukan kedua kelompok agar mempercayakan proses hukum perkara ini kepada Polrestabes Surabaya," ujar Kapolres Polrestabes Surabaya, Kombes M Iqbal dikutip dari Antara, Minggu 1 Oktober 2017.
Iqbal membeberkan, dalam mediasi, kedua kelompok sepakat saling memaafkan. Tak ada lagi yang saling kesal meski dua orang tewas dari kelompok silat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu memastikan, akan meredam pergerakan dari kedua kelompok. Ini supaya tidak ada tindakan pembalasan dengan alasan apapun.
"Saya tekankan kepada segenap anggota untuk menghormati proses hukum yang berlaku di negara ini," tambah dia.
Senada, Koordinator Bonek, Andi Peci berharap peristiwa itu menjadi yang terakhir bagi bonek. Dia menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat Polrestabes Surabaya.
"Kami mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya dua sahabat dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Semoga ini menjadi pengalaman bagi kami untuk berbuat lebih baik," tutur dia.
Andi mengaku berada di tempat kejadian perkara dan sempat mengantar korban ke rumah sakit terdekat sebelum akhirnya meninggal dunia. Namun, Andi tidak bersedia membeberkan kejadian itu.
Sebelumnya, Eko Ristanto,25, dan Aris,20, tewas usai motor yang dikendarainya dibakar bonek. Kejadian ini bermula saat kedua kelompok bertemu di Jalan Raya Balongsari Surabaya. Bentrok tak dapat dihindarkan.
Polisi sempat melerai bentrokan itu. Namun, ternyata massa bonek kemudian melakukan penghadangan terhadap iring-iringan anggota perguruan silat saat melintas di Jalan Raya Balongsari Surabaya.
"Saat itu sudah pukul 00.30 WIB, Minggu dini hari. Massa bonek membakar satu unit sepeda motor yang menyebabkan dua orang anggota perguruan silat meninggal dunia," beber Iqbal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(REN)