Eko Prabowo, Kepala Desa Sarirogo, Kecamatan Kota Sidoarjo, mengakui peristiwa itu sudah dua kali terjadi di wilayahnya. Peristiwa itu terjadi dalam dua bulan terakhir.
"Yang paling parah mengakibatkan nyawa orang lain melayang," kata Eko ditemui di kantornya, Selasa (9/8/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Eko mengatakan warga dan tokoh masyarakat setempat pun sepakat segera memasang tujuh CCTV di beberapa titik. Itu bertujuan mengungkap pelaku pelemparan dan menghindari kejadian serupa berulang.
"Insya Allah kita pasang tujuh CCTV. Ini demi menciptakan rasa aman bagi pengguna jalan maupun masyarakat sekitar," ujarnya.
Selain itu, warga sepakat menghalau aksi balap liar di sepanjang Jalan Raya Sarirogo. Kawasan itu, kata Eko, kerap menjadi lokasi balap liar bagi muda-mudi.
"Biasanya setiap Sabtu malam digunakan ajang balapan muda-mudi. Mungkin kejadian kemarin efek dari balap liar, makanya kita bersama warga sepakat akan menghalau, jika nantinya dijadikan balap liar lagi," tandasnya.
Pada Jumat 5 Agustus 2016, tokoh agama masyarakat Sidoarjo, KH M Mustofa, 522, meninggal setelah menjadi korban pelemparan paving block. Dua hari sebelum meninggal, sekira pukul 01.10 WIB, Mustofa mengendarai mobil Toyota Avanza bernomor polisi L 1522 XV.
Baca: Dilempar Batu Trotoar, Tokoh Agama Sidoarjo Meninggal
Ia melintasi kawasan Jalan Raya Sarirogo. Ia bersama empat rekannya di dalam mobil.
Tiba-tiba, pengendara sepeda motor datang dari arah berlawanan. Pengendara motor melemparkan paving block ke arah mobil Mustofa.
Bongkahan itu mengenai kepala Mustofa. Sehingga ia tak bisa mengendalikan kendaraannya. Mobil lalu menabrak penerangan jalan umum.
Mustofa mengalami luka berat di bagian kepala dan langsung dibawa ke RSUD Sidoarjo. Mustofa mengembuskan nafas terakhir pada Jumat, 5 Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
