Salah satu petani bawang merah di Kota Batu, Suyanto, mengaku, seharusnya impor bawang merah tidak diwacanakan setiap tahun. Sebab, jika benar impor, harga jual bawang lokal anjlok.
“Jika harganya anjlok, kami akan merugi puluhan juta. Jika kondisi ini terus menerus, lambat laun banyak petani yang beralih ke tanaman lainnya,” kata warga Desa Torongrejo, Kota Batu, Malang, Jawa Timur, Selasa (31/5/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Suyanto menyebut, harga jual bawang merah di daerahnya Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan ukuran lebih kecil dijual Rp12 ribu per kilogram. Harga tersebut berlaku di tengkulak.
Meski demikian, sejauh ini belum ada kenaikan harga bawang. Di tahun sebelumnya, harga bawang justru menurun di kisaran Rp8.000-Rp9.000 per kilogram.
Tidak menentunya cuaca juga mengancam produksi bawang. Juni mendatang, daerah produsen bawang merah seperti Brebes, Nganjuk, dan Probolinggo akan panen raya. Ia meyakini kebutuhan bawang di dalam negeri dapat tercukupi.
“Mungkin nanti turun juga harganya. Kami berharap pemerintah tak impor bawang dari luar,” harapnya.
Petani lain, Krismanto, mengaku, modal untuk bercocok tanam cukup tinggi. Mulai dari bibit, pupuk, dan biaya tenaga kerja.
"Jika impor pastinya penghasilan kami turun drastis. Untung jika tidak sampai merugi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(MEL)