"Parsindo lahir sebagai ormas kebangsaan yang bertujuan mencari anak bangsa yang bisa berkontribusi bagi bangsa di 2019. Karena itu, bangsa kita sekarang ini mengalami kriris kepemimpinan," kata Jusuf Rizal usai pertemuan di Kantor PWNU Surabaya, Jawa Timur, Rabu (29/7/2015).
Pertemuan disambut Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH M Hasan Mutawakkil Alallah. Turut hadir dalam pertemuan itu Gubernur Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Jatim, Irham Maulidy. Dalam pertemuan itu mereka berharap Muktamar NU dapat menghasilkan keputusan yang membawa kesejahteraan masyarakat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kami berharap keputusan Muktamar NU tahun ini bisa memberi rasa keadilan, kesejahteraan, dan keamanan bagi masyarakat," katanya.
Parsindo juga berharap muktamar dapat memperkokokoh persaudaraan Islam (Ukhuwah Islamiyah) agar perbedaan bisa menjadi anugerah. Mereka berharap tidak ada lagi kasus penyerangan seperti yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa waktu lalu.
"Parsindo melihat ada dua hal yang terjadi di Indonesia, yakni krisis nasionalis dan moralitas. Krisis nasionalis ini tidak punya rasa memiliki atas bangsa Indonesia. Krisis moralitas, dimana masyarakat tidak lagi memiliki toleransi beragama, terbukti munculnya kasus Tolikara, Papua," ujarnya.
KH Mutawakkil Alallah pun menyambut baik kedatangan pengurus Parsindo. Dia berharap pertemuan ini dapat memperkuat tali silaturahmi dan memperkuat perjuangan. "Prinsipnya, kita mendukung dan mengajak kerja sama gerakan apapun yang membuahkan kemaslahatan masyarakat," kata KH Mutawakkil Alallah.
KH Mutawakkil juga meminta semua pihak mendukung Muktamar NU sehingga berjalan lancar. "Kedua, NU tidak melarang Parsindo untuk memasang spanduk di arena muktamar. Spanduk sukses muktamar agar masyarakat dapat demam muktamar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)
