Diketahui, bandara telah ditutup sejak Selasa 5 Januari akibat sebaran abu vulkanik Gunung Bromo. Sebelumnya, pada 11 Desember 2015 hingga 18 Desember 2015, bandara pun ditutup dengan alasan serupa.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Abdul Rachman Saleh, Suharno menyebut, penutupan sesuai arahan otoritas pusat. Semburan abu vulkanik Gunung Bromo menutupi rute penerbangan, sehingga mustahil melakukan aktivitas penerbangan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jadwal penerbangan, dialihkan ke Bandara Juanda, Sidoarjo. Pihak maskapai telah menyampaikan kondisi ini kepada calon penumpang. Sama halnya, sembilan jadwal penerbangan dari Malang dan sebaliknya dialihkan ke Juanda.
"Bandara dibuka bila jalur penerbangan aman dari abu vulkanik. Kami harap penumpang mengerti kondisi ini," kata dia, kepada Metrotvnews.com, Kamis 7 Januari.
Suharno mengungkap, belum mengetahui apakah pihak maskapai mengalami kerugian akibat penutupan bandara. "Belum ada maskapai yang mengeluh dan keberatan atas kondisi ini. Mereka memaklumi Bandara ditutup karena faktor alam," ujarnya.
Diketahui, asap kelabu sedang terus menyembur dari Gunung Bromo sejak pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB. Ketinggian asap berkisar 400 meter dari puncak, atau 2.729 meter di atas permukaan laut (mdpl) mengarah ke barat. Terdengar suara gemuruh sedang dari kawah Bromo, terlihat sinar api sesekali dari kawah. Hingga kini, Gunung Bromo masih berstatus siaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)