Polisi menunjukkan foto Faradina Ilma, PNS yang diduga hilang dan bergabung dengan Gafatar - MTVN - Amaluddin
Polisi menunjukkan foto Faradina Ilma, PNS yang diduga hilang dan bergabung dengan Gafatar - MTVN - Amaluddin (Amaluddin)

Sejak April 2015, Pemkot Minta Camat tak Fasilitasi Kegiatan Gafatar

gafatar
Amaluddin • 13 Januari 2016 18:49
medcom.id, Surabaya: Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, menerbitkan surat edaran terkait Gafatar pada 1 April 2015 dengan ditandatangani Asisten Pemerintahan Yayuk Eko Agustin. Surat itu menekankan seluruh camat dan lurah tak memfasilitasi kegiatan Gafatar di lingkungan Pemkot Surabaya.
 
Surat edaran itu diterbitkan jauh sebelum Suharijono melaporkan putranya Erri Indra Kautsar, menghilang setelah menjadi anggota Gafatar. Suharijono melaporkan peristiwa itu pada 15 September 2015.
 
Pemkot, kata Kepala Bakesbangpolinmas Surabaya Soemarno, sudah melakukan berbagai cara untuk menemukan Erri. Salah satunya membangun komunikasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Kuching Malaysia.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Sebab hasil pelacakan terakhir, Erri teridentifikasi berada di Pontianak, Kalimantan Barat, dan ada kemungkinan menyeberang ke Malaysia," kata Soemarno di Surabaya, Rabu (13/1/2016).
 
Selain Erri, Soemarno mengatakan mendapat laporan soal seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di Pemprov Jatim, Faradina Ilma, menghilang. Diduga, Faradina juga bergabung dalam organisasi tersebut.
 
Soemarno mengakui Gafatar eksis di Surabaya pada 2012 hingga 2013. Kegiatan mereka berkelompok misalnya kerja bakti, pembagian sembako, dan jalan sehat.
 
"Ciri-ciri mereka saat melaksanakan kegiatan formal dapat diketahui dengan seragam khas berwarna oranye disertai lambang Gafatar matahari terbit," ungkap Soemarno.
 
Soemarno mengatakan Gafatar ilegal karena tak terdata di Kementerian Dalam Negeri. Sehingga pemerintah tak memberikan fasilitas apapun pada organisasi tersebut.
 
Belakangan, pemberitaan Gafatar di media massa cukup gencar. Soemarno meminta warga tetap tenang dan tak resah. 
 
Tapi Soemarno meminta warga tetap waspada. Orangtua pun harus mengawasi aktivitas anak-anaknya. Sebab rekrutmen organisasi yang menyimpang biasanya menyasar generasi muda.
 
"Pahami dulu ideologi suatu organisasi. Pastikan tidak menyimpang dari ajaran agama yang diakui di Indonesia," kata Soemarno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif