Faridah, pedagang di Wonokromo DTC, menyayangkan pemberitaan yang menyebutkan daging babi itu berasal dari pasar center tersebut. Padahal, polisi menemukan daging babi di Pasar Mangga Dua Jagir Wonokromo. Jarak kedua pasar itu hanya 500 Meter.
"Khawatirnya kan pembeli mengira daging itu beredar di Pasar Wonokromo DTC. Karena umumnya warga mengetahui Pasar Wonokromo ya di DTC ini," kata perempuan berusia 45 tahun itu saat ditemui Minggu (28/6/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Perempuan asal Madura itu mengaku memiliki pelanggan tetap. Pelanggan pun tak khawatir dengan kualitas barang dagangannya karena Faridah langsung mendapatkan daging sapi dari peternak. Dalam sehari, Faridah mampu menjual daging sapi sebanyak 25 hingga 30 Kg, dengan harga terkini Rp100 ribu per Kg.
"Apalagi ini menjelang lebaran biasanya pembeli membeludak, khawatirnya pembeli lari mencari daging sapi di pasar lainnya," jelasnya.
Senada dengan Faridah, pedagang bernama Simpen pun khawatir pelanggannya kabur. "Takutnya, konsumen mengira daging babi kedok daging sapi impor itu beredar di pasar Wonokromo DTC. Padahal daging celeng itu beredarnya di pasar Mangga dua," ujar nenek asli warga Surabaya itu.
Kedua pedagang daging sapi itu pun berharap pemerintah serius menangani temuan daging babi. "Kalau pemerintah tidak bertindak, khawatirnya masyarakat menghindari untuk membeli daging sapi, sehingga kami akan merugi," ungkap Simpen yang kini berusia 73 tahun tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
