Budaya Sapi Sono, salah satu tradisi masyarakat Madura, MI/ Mohammad Ghozi
Budaya Sapi Sono, salah satu tradisi masyarakat Madura, MI/ Mohammad Ghozi (Agus Josiandi)

Budayawan Prihatin Jarang Anak Muda Berbahasa Madura di Sekolah

budaya
Agus Josiandi • 25 April 2015 15:21
medcom.id, Bangkalan: Sejak dahulu dan secara adat istiadat, seorang ibu di Madura  seharusnya mulai  mengajarkan bahasa setempat pada anaknya sedari dini. Sayangnya kebiasaan itu memudar. Para ibu lebih memilih mengajarkan anak-anaknya dengan bahasa daerah lain atau Bahasa Indonesia.
 
Budayawan sekaligus pemerhati bahasa Madura Moh Hasan Sasra pun angkat bicara. Ia prihatin dengan remaja-remaja di Pulau Madura jarang menggunakan bahasa mereka saat berkomunikasi di rumah ataupun di sekolah.
 
Menurutnya  pelestarian budaya merupakan watak dan tabiat masyarakat Madura. Sayang perkembangan zaman membuat Bahasa Madura semakin ditinggalkan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Mengenai Bahasa Madura kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Hampir di seluruh Kabupaten di Madura  meresahkan minimnya  perhatian. Warga Madura terhadap bahasanya sendiri," ungkap Hasan, Sabtu (25/4/2015).
 
Menurut Hasan, dewasa ini hanya pesantren yang masih mempertahankan Bahasa Madura untuk komunikasi sehari-hari. "Masih untung di pesantren digunakan dengan baik. Di sana  santri diajarkan menggunakan Bahasa Madura, khususnya bahasa  halus ketika berbicara dengan senior, guru, atau kepada orang yang   dihormati lainnya," jelas pria yang juga masuk dalam  Tim Penyunting EYD Bahasa Madura, Balai Bahasa Surabaya itu.
 
Selain diterapkan di pesantren, Hasan berharap nantinya ada fakultas khusus Bahasa Madura di Perguraun Tinggi yang ada di Madura. Sebab, untuk mencari seorang guru yang pakar di bidang Bahasa Madura, kini sangat sulit ditemukan.
 
Menurutnya,  minimnya  perhatian kalangan remaja terhada Bahasa Madura juga disebabkan oleh kurangnya  pelajaran Bahasa Madura yang diterapkan di sekolah-sekolah. Meski terjadwal, terkadang pelajaran Bahasa Madura sebagai pelajaran muatan lokal, tidak diajarkan dengan baik.
 
"Pemerintah tidak begitu serius dalam mengembangkan Budaya dan Bahasa Madura. Mereka hanya memandang sebelah mata saja. saya berharap banyak kepada pemerintah, khusunya Dinas Pendidikan Nasional serta  Dinas Pemuda  Olahraga,  dan Pariwisata untuk dapat memelihara dan menjaga keberlangsungan Budaya dan Bahasa Madura," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif