Sebanyak 39 pasang sapi dari 3 kabupaten, yakni Sampang, Pamekasan, dan Sumenep ikut lomba kecantikan sapi. Ajang tahunan di Pamekasan ini disebut warga dengan istilah kontes Sapi Sonok.
Sapi-sapi yang diikutkan dalam Sapi Sonok bukanlah sapi sembarangan. Sapi-sapi yang tampil secara berpasangan tersebut merupakan sapi khusus yang sudah dilatih dan dirawat sedemikian rupa. Maka itu, sapi kontestan pandai berjalan beriringan dengan gemulai.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sebelum ikut kontes, harus dikasih minum secara teratur, terus dikasih gula aren, dirawat kebersihannya, serta dilatih agar serasi," kata Sugiyanto, salah seorang pemilik Sapi Sonok, Minggu (25/10/2015).
Selain itu, lanjut Sugiyanto, saat dilatih berjalan, sepasang sapi harus diiringi musik saronen, yakni sejenis gamelan khas Madura. Untuk mendapat nilai maksimal dari dewan juri, langkah dan gerakan sapi harus sesuai dengan irama musik.
Sementara itu, salah satu panitia Kontes Sapi Sonok, Rudy Haryanto mengatakan, penilaian sama halnya dengan menilai keserasian sepasang pengantin. Beberapa hal yang menjadi penilaian di antaranya adalah keindahan dan kegemulaian sapi saat berjalan, kesamaan warna kulit, keserasian tinggi badan, serta kerapian pakaian yang dipakaikan pada sapi.
"Joki atau pemandu sapi harus juga terlatih. Sebab jika tidak, gerakan sapi akan serampangan," katanya.
Atas pelaksanaan lomba ini, warga Madura khususnya dari Pamekasan dan Sumenep memadati Stadion R Soenarto Hadiwijoyo, Pamekasan. Sejak pagi tadi, warga masih memadati tempat berlangsungnya kontes tradisi khas Madura tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)