Ilustrasi/Medcom.id.
Ilustrasi/Medcom.id. (Amaluddin)

Keputusan Megawati Dianggap Mengerdilkan Partai

pdip pdi perjuangan
Amaluddin • 08 Juli 2019 18:42
Surabaya: Keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk langsung pimpinan baru di setiap DPC PDIP di daerah menuai polemik. Penunjukan Awi Sutarwijono, misalnya. Awi ditunjuk langsung menjadi Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, menggantikan Whisnu Sakti Buana.
 
"DPP PDIP dalam membuat keputusan harusnya mencari kader yang punya greget untuk membesarkan partai. Kalau keputusan itu tidak membesarkan partai, itu malah keliru," kata mantan Sekretaris DPC PDIP Kota Surabaya, Syaifuddin Zuhri, dikonfirmasi, Senin, 8 Juli 2019.
 
Pada Minggu kemarin, PDIP Jawa Timur menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) di hotel Empire Place, Surabaya. Pada acara itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk Adi Sutarwijono alias Awi, sebagai Ketua DPC PDIP Kota Surabaya untuk lima tahun kedepan atau priode 2019-2024. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Awi menggantikan Wakil Wali Kota Surabaya (Whisnu, red.), yang telah memimpin DPC PDIP Kota Surabaya selama 10 tahun atau sejak tahun 2010. Keputusan Megawati itu disampaikan Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soedjono, yang ditugaskan untuk membacakan keputusan tersebut, dalam Konfercab Serentak itu.
 
Menanggapi keputusan DPP tersebut, Zuhri tampaknya tidak sejalan dengan keputusan yang telah ditandatangani Megawati dan Sekjend DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Zuhri menilai keputusan DPP PDIP kerdilkan partai. 
 
Namun, Zuhri enggan berkomentar lebih lanjut, apakah dirinya menerima atau menolak tekait keputusan DPP PDIP tersebut. "Saya tidak bisa komentar apapun. Saya tidak mau komentar dalam kaitan itu (menolak atau menerima keputusan DPP PDIP, red)," kata Sekretaris DPC PDIP Surabaya era Whisnu Sakti Buana itu.
 
Senada juga disampaikan Ketua PAC PDIP Kecamatan Sangkapura, Gresik, Wahid Zarkasi, yang menyesalkan adanya keputusan sepihak DPP dalam menunjuk pengurus baru di setiap DPC PDIP di daerah. 
 
"Harusnya DPP menampung aspirasi kader di bawah, karena mereka paham sosok yang pantas dan layak menjadi pemimpin. Bukan memutuskan sepihak tanpa mendengarkan aspirasi kader di bawah," kata Wahid.
 
Baca: Konfercab PDIP di Surabaya Ricuh
 
Wahid juga menyayangkan Konfercab Serentak PDIP sempat diwarnai kericuhan, lantaran ada keputusan DPP dalam menunjuk pengurus baru. Harusnya, kata Wahid, masalah tersebut diselesaikan dengan cara rembuk secara kekeluargaan.
 
"DPP mestinya juga menghargai aspirasi kader, mengajak bicara bukan langsung memutuskan. Karena DPP sebelumnya meminga DPC dan PAC-PAC mengusulkan nama calon pengurus baru, tapi malah diabaikan," ujarnya.
 
Acara Konfercab PDIP di Surabaya sempat diwarnai kericuhan, setelah DPC dan PAC-PAC PDIP di Surabaya melakukan protes atas keputusan DPP PDIP, yang menunjuk Awi sebagai Ketua DPC PDIP Kota Surabaya untuk priode 2019-2024.
 
Sebab, keputusan DPP tidak sesuai dengan usulan mereka agar Whisnu Sakti Buana kembali memimpin PDIP di Surabaya. Namun aksi ricuh itu tak berlangsung lama, beberapa menit kemudian petugas dan kader PDIP berhasil mencairkan suasana.
 
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soedjono, menegaskan bahwa keputusan memilih pengurus baru telah diputuskan oleh Megawati. Bahkan surat keputusan itu telah ditandatangani oleh Megawati dan Sekjend DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
 
"Memang ada evaluasi untuk setiap DPD dan DPC tingkat daerah. Dan semua kader harus patuh dan tunduk pada putusan DPP," kata Nusyirwan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif