Di sepanjang jalan yang dilintasi, para pemuda menunjukkan penderitaan Yesus menjelang kematiannya. Peristiwa bermula saat tentara Romawi menjemput paksa Yesus. Para tentara lalu menganiaya Yesus setelah menjalani sidang yang menyudutkan dirinya.

(Kegiatan jalan salib mengenang kematian Yesus Kristus di Jombang, 25 Maret 2016, MTVN - Nurul Hidayat)
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tentara kemudian mengikat tangan dan kaki Yesus. Mereka meletakkan mahkota kawat berduri di kepala Yesus. Mereka memerintahkan Yesus berjalan di depan warga.
Penyiksaan berlanjut. Tentara Romawi memaksa Yesus berjalan dengan mencambuknya. Kepedihan semakin terasa saat Yesus berulang kali tersungkur.

(Beberapa pemuda memerankan Yesus dan tentara Romawi dalam peristiwa jalan salib di Jombang, MTVN - Nurul Hidayat)
Puncaknya, para tentara melucuti pakaian Yesus. Mereka memasangkan kayu salib di punggung dan memaksa Yesus berjalan menuju kawasan yang menggambarkan Bukit Golgota. Di bukit itu, Yesus disalib dan wafat.
Pimpinan umat Katolik Kabupaten Jombang, Romo Mathius Sumarno Prasojo, mengatakan prosesi itu untuk meneladani kisah Yesus menebus dosa seluruh manusia. Yesus rela menjalani siksaan dan hukuman untuk umat manusia.
"Sehingga umat Kristiani mampu meneladani perjuangannya dan mengambil sisi baik dari proses penyaliban yesus," ujar Romo Mathius.
Bagi umat Kristiani, kata Romo Mathius, pengorbanan Yesus luar biasa. Yesus menjalaninya dengan penuh kasih sayang, welas asih, dan tanpa membedakan manusia.
Sepanjang kegiatan, umat Kristiani larut saat menyaksikan peristiwa itu. Mereka menangis. Ada pula yang melantunkan doa dengan khusyuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)