Ironisnya, air sungai yang dimanfaatkan warga untuk keperluan mandi, mencuci dan memasak sudah mulai keruh. Bahkan, banyak dijumpai sampah dan dedaunan di sungai dangkal tersebut.
"Terpaksa meskipun airnya sudah keruh, mau bagaimana lagi, engga ada pilihan lain," ujar Abduh, warga setempat, Senin (24/8/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Setiap pagi dan sore hari, warga mengangkut air sungai dengan jeriken. Mereka harus menempuh jarak hingga satu kilometer dari rumahnya. Karenanya, tak jarang warga mandi langsung di sungai, sebelum membawa pulang jerikennya.
Lantaran sungai yang makin dangkal, warga membendung air sungai dengan membuat cekungan. Harapannya, agar air terkumpul pada satu titik saja. Sebab, debit air mulai menipis. Bahkan sebagian badan sungai sudah kering.
Kondisi ini, menurut warga, terjadi setiap musim kemarau. Namun, warga mengaku belum pernah mendapat bantuan air bersih dari pemerintah daerah.
"Engga ada bantuan. Kalau di desa sebelah, informasinya pernah dapat. Pastinya warga di sini berharap ada bantuan air bersih," harap Muhammad, warga lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)