Abdul Aziz Jaying, sang juru kunci bercerita soal kisah Hutan Nepah seperti yang tertulis dalam babat tanah Madura. Awalnya, kata Abdul Aziz, sebuah kerajaan kecil berdiri di Hutan Nepah. Rajanya bernama Raden Segoro, cucu Raja Giling Wesi dari Pulau Jawa.
Raden Segoro berhasil memimpin kerajaannya. Namun seorang patih yang ia percaya membangkang. Raden Segoro kemudian mengutuk patihnya menjadi seekor kera bersama beberapa pengikut yang membangkang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ya begitu kisahnya secara turun temurun dipercayai, hingga sampai pada saya, dan saya sebarluaskan mitosnya kepada khalayak banyak, termasuk pada anda," ujar Abdul Aziz Jaying kepada Metrotvnews.com, Minggu (15/3/2015).

(Kera-kera yang menghuni Hutan Nepah Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang, sumber foto: Metrotvnews.com/ Agus Josiandi).
Lantaran itu, kata Abdul Aziz, Hutan Nepah juga disebut hutan kerajaan kera. Tak hanya masyarakat setempat, warga di luar Kabupaten Sampang pun mengetahui keberadaan ribuan kera itu.
Lokasi itu pun menjadi wana wisata alias wisata hutan. Pengunjung pun dapat mengetahui langsung kekayaan hayati Hutan Nepah.
"Sesekali aja saya ajak keluarga ke sini mas. Hiburan kecil lah, daripada harus ke kebun binatang atau taman safari kan biayanya mahal. Sementara di sini hanya Rp7.000 per orang, kita sudah bisa melihat alam dan satwa," kata seorang pengunjung, Taufik, asal Pamekasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)