Koordinator KPA Wilayah Jawa Timur Sofyan Ubaidi Anom mengatakan prihatin atas kejadian Salim Kancil, petani asal Desa Selok Awar-awar itu. Kematian Salim, katanya, seolah menjadi kado paling buruk bagi petani setelah peringatan Hari Tani pada 24 September 2015 lalu.
"Bulan September tahun 2015 ini seolah jadi kado duka bagi petani atas terbunuhnya Salim Kancil," kata Sofyan saat berkunjung ke Jombang, Selasa (29/9/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Aksi Salim Kancil dan teman-teman, ujar Sofyan, memperjuangkan mata pencaharian mereka yang tergerus aktivitas penambangan diduga ilegal. Mereka seolah berjuang sendiri melawan mafia tanah dan tambang. Mirisnya, lanjut Sofyan, mafia-mafia itu bercokol di birokrasi, aparat keamanan, hingga pemerintah desa.
"Jadi kejadian ini seolah mengingatkan kembali agar negara hadir menangani konflik agraria," ungkap Sofyan.
Gesekan penambangan pasir, lata Sofyan, terjadi sejak lama. Konflik horizontal tak dapat dihindarkan saat warga petani menuntut hak mereka.
"Untuk itu peran negara sangat dibutuhkan oleh masyarakat kecil," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)