"Kita pasti khawatir mas. Maka itu kita berharap pemerintah memberitahu masyarakat bagaimana cara membedakan beras asli dan beras palsu," kata Endro Effendi, 24, seorang pedagang beras di Pasar Krempyeng, Jalan Pulo Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/5/2015).
Endro mengaku selalu berhati-hati menjual beras. Ia pun tak mau membelinya sembarangan. "Saya beli beras langsung dari agen khusus. Agen langganan orang tua sejak tahun 1950 an," ujar pria yang meneruskan usaha milik orang tuanya itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Zainur Rajab, pedagang beras di Kabupaten Gresik, pun mengatakan hal serupa. Meski khawatir, Zainur berpendapat beras plastik tak menyebar di Gresik.
"Karena beras di sini (Gresik, red) langsung dari petani," kata dia melalui sambungan telepon kepada Metrotvnews.com.
Zainur mengaku ia tak tahu membedakan beras palsu dengan asli. Sehingga ia mendesak pemerintah memberikan pengetahuan soal perbedaan itu.
Begitu pula dengan Jumari, seorang ibu rumah tangga yang berbelanja di Pasar Krempyeng. Ia berharap pemerintah segera menuntaskan masalah itu. Sehingga warga terhindar dari dampak buruk mengonsumsi beras plastik.
"Kalau orang awam pasti gak bisa membedakan beras asli dan beras palsu, makanya pemerintahlah yang harus mengatasi ini semua," tambah Endang (62), seorang pembeli beras eceran tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)