Ilustrasi balapan liar, Ant/ Marifka Wahyu Hidayat
Ilustrasi balapan liar, Ant/ Marifka Wahyu Hidayat (Amaluddin)

'Tradisi' Balap Liar Jelang Ramadan Bikin Resah Warga Surabaya

balap liar
Amaluddin • 05 Juni 2015 19:47
medcom.id, Surabaya: Warga Surabaya, Jawa Timur, resah dengan 'tradisi' balap liar jelang Ramadan. Sebab, aksi tersebut berpotensi memakan korban. Misalnya, Aditya Wahyu Budi Hartanto yang tewas dikeroyok pembalap liar di Jalan Ngagel beberapa hari lalu.
 
Rahardi Sukarno Junianto, warga Jalan Kedung Sari, Surabaya, mengaku sering kali melihat aksi balapan liar. Pengguna jalan terganggu dengan aksi tersebut.
 
"Mereka biasanya usil kepada pengguna jalan lain saat melakukan aksi tersebut," kata Rahardi, saat berbincang dengan wartawan, di Surabaya, Jumat (5/6/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pria bertubuh tambun itu punya pengalaman sendiri terkait kelompok balapan liar. Pasalnya, dirinya pernah menjadi bagian dari mereka.
 
"Dulu saya dekat dengan teman yang hobi balapan liar, jadi saya tahu mana jalanan yang menjadi sasarannya. Sebenarnya kawasan yang biasanya menjadi favorit kelompok balapan liar yakni kondisi jalan lurus dan tidak bergelombang. Sehingga menarik untuk digunakan ajang balapan buat mereka," kata pria yang kerap disapa Antok itu.
 
Antok juga nyaris berurusan dengan kelompok balapan liar. Dia menceritakan, saat itu ia sedang mengendarai mobil bersama anak dan istrinya pada malam hari sepulang jalan-jalan keliling kota Surabaya. Rahardi kaget tiba ada dua sepeda motor yang melaju kencang di Jalan Tenggilis.
 
"Sempat saya bentak ternyata ada gerombolan yang dibelakang. Mereka jumlahnya banyak ya saya juga memilih mengalah daripada ribut-ribut di jalanan dengan gerombolan tersebut," jelas Wakil Ketua RW Kendang Sari ini.
 
Senada juga dikatakan Fiqih Arfani, warga Jalan Bulak Banteng, Surabaya. Ia juga kerap kali berpapasan dengan para pembalap liar. Selain di Jalan MERR ada juga di Jalan Karang Menjangan (Depan RSU Dokter Sutomo). Di kawasan tersebut kerap kali dijadikan sebagai ajang balapan liar.
 
Fiqih mengaku memilih mengalah. Biasanya, kata Fiqih, para pembalap liar akan emosi ketika ada yang mendahului. Mereka juga tak segan-segan melakukan aksi kekerasan. Terlebih lagi ketika dalam pengaruh minuman keras.
 
"Ya kalau saya lebih baik mengalah kalau ketemu balapan liar. Mereka kadang-kadang minum dulu sebelum balapan. Dan juga sering emosi. Ya kondisi ini memang meresahkan masyarakat," katanya.
 
Ia juga berharap, aparat kepolisian menindak tegas terhadap aksi balapan liar di Surabaya. Pasalnya, sudah ada korban jiwa yakni Aditya Wahyu Budi Hartanto yang tewas setelah dikeroyok oleh gerombolan pembalap liar di Jalan Ngagel, Surabaya.
 
"Saya harap polisi menindak tegas balapan liar, jangan sampai ada korban jiwa berikutnya," tuturnya.
 
Biasanya, balapan liar terjadi di antaranya Jalan Tenggilis, Jalan Demak, Jalan Osowilangun, dan Jalan Mer. Saat Ramadan, mereka biasanya balap hampir setiap hari mulai dari pukul 23.00 sampai dengan 04.00.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif