Lagu tersebut berisi keprihatinannya atas kondisi politik dan hukum di Indonesia. Dia pun meminta Presiden Joko Widodo untuk lebih tegas dalam mengatasi konflik yang terjadi di kedua institusi penegak hukum tersebut.
"Aku seorang tukang pijet keliling, tak rela negeriku gonjang-ganjing," begitu Djalal mengawali lagunya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Nah, dia pun memberi solusi jika Jokowi enggan mendahulukan kepentingan rakyat. "Kalau enggak, kau datang kepadaku kupijet agar kendor ototmu," lanjut dia.
Tawaran yang sama pun diajukannya kepada KPK dan Polri. Ketika tim independen tidak bisa mengendurkan tegangan antarlembaga itu, dia bersedia mencobanya.
"Pak KPK, pak polisi, janganlah berseteru datanglah kepadaku tak pijeti. Pak KPK dan pak polisi aku cinta padamu. Engkau tumpuan memberantas korupsi. Jangan gengsi-gengsian, jangan ego-egoan. Itu semuanya, tiada guna. Walaupun kepentingan, itu perilaku setan. Apa enggak malu didengar tetangga," ujarnya saat Metro TV memintanya berdendang.
Pria 37 tahun tersebut mengunggah video klipnya ke laman Youtube.com dengan juduk Lagu untuk KPK dan Polri Tukang Pijat Simpati Negeri. "Mudah-mudahan didengar," harapnya.
Sebelumnya, Djalal pernah membuat lagu untuk mengungkapkan bela sungkawanya atas kecelakaan AirAsia QZ8501 yang tenggelam di Selat Karimata, Kalimantan. Pesawat itu jatuh saat terbang dari Surabaya menuju Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(BOB)
