Sutini, 56, pemilik warung kopi di depan Balaidesa Watudakon mengatakan omzet naik lantaran banyak warga yang melihat proses eksekusi. Banyak warga yang mampir untuk sekadar minum kopi dan makan sayur lodeh andalan warungnya.
Baca: Mengais Reruntuhan Rumah di Lahan Eksekusi Tol
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pembeli terbanyak sebenarnya dari petugas yang jaga, mereka rata-rata minum kopi sehari bisa sampai tiga kali. Otomatis pendapatan meningkat," ujarnya kepada Metrotvnews.com, Kamis (1/9/2016).

Suasana warung di dekat lokasi eksekusi lahan untuk Tol Mojokerto-Kertosono di Desa Watudakon, Jombang, Jatim.
Sutini mengaku di hari biasa hanya mendapat Rp80 ribu. Namun sejak kemarin, pendapatannya meninggkat jadi Rp300 ribu per hari.
Baca: Adang Eksekusi Tol, Warga Ancam Ledakkan Diri
Hal senada diutarakan Mbah Sumini. Dua hari ini dirinya harus memasak dua kali lipat dari biasanya. "Tapi ya itu kesusahannya jika mereka minum kopi, gelasnya dibawa dan lama kembalinya. Jadi bingung kalau ada pesanan lain," pungkasnya.
Sedikitnya 18 bangunan di Desa Watudakon dieksekusi. Lahan tersebut bakal dijadikan Tol Mojokerto-Kertosono. Eksekusi ditempuh setelah negosiasi harga ganti rugi tak menemukan hasil dan berakhir dengan sistem konsinyasi di Pengadilan Negeri Jombang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)