Analisa itu disampaikan Ali Fauzi Manzi. Mantan teroris sekaligus adik kandung Amrozi dan Ali Imron itu menduga teror bom di Jakarta sebagai aksi balas dendam kelompok Santoso alias Abu Wardah. Sebabnya, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap terduga teroris di sejumlah daerah seperti di Poso, Sulawesi Tengah, Mojokerto dan Gresik, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
"Kami menduga serangan di Sarinah sebagai aksi balas dendam kepada Polri," kata Ali Fauzi, dikonfirmasi, Minggu (17/1/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berdasar informasi yang diterimanya dua minggu sebelum peristiwa di seberang pusat perbelanjaan Sarinah itu, Ali menerima pesan fatwa-fatwa melalui Twitter dan pesan Blackberry yang mengarah pada serangan-serangan dari kelompok tertentu.
"Sebelum kejadian di Sarinah, kami sudah pernah mengatakan kepada pihak kepolisian saat saya berbicara di salah satu stasiun televisi. Kelompok radikal akan beraksi saat polisi lengah," jelasnya.
Menurut Ali Fauzi, peristiwa di Sarinah tidak membuat kapok kelompok radikal untuk beraksi. Ali Fauzi memprediksi kelompok radikal akan terus beraksi dan melakukan serangan di saat kepolisian lengah.
"Yang jelas, kelompok radikal itu tidak mungkin beraksi saat polisi memperketat pengamanan, Misalnya saat malam Natal dan Tahun Baru ketatnya pengamanan membuat sulit gerakan radikal untuk melancarkan aksinya. Intinya polisi tidak boleh lengah," tandas pria yang bermukim di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Pada Kamis, 14 Januari 2015, kemarin, terjadi beberapa ledakan di Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Dalam kejadian itu, tujuh nyawa melayang. Lima dari tujuh korban tewas diketahui peneror. Dua korban lainnya masing-masing satu warga Kanada dan satu lainnya penduduk pribumi. Tragedi berdarah ini juga melukai 15 orang lainnya. Lima di antaranya polisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)