"Semua harus siaga dan harus meningkatkan fungsi intelijen. Baik dari unsur Kodam V/Brawijaya atau Polda Jatim," kata Pakde Karwo di Surabaya, Jatim, Kamis (14/1/2016).
Tindakan pencegahan dini menangkal terorisme, katanya, melibatkan semua unsur. Bukan hanya kepolisian dan TNI, tapi juga pejabat desa, kelurahan, dan Babinkamtibnas.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pakde Karwo menegaskan ledakan bom dan penembakan di Jakarta tak bisa dianggap enteng. Aksi teror itu merusak rasa aman dan nyaman di kalangan masyarakat.
"Lantaran itu, warga yang melihat kegiatan mencurigakan segera melapor ke pihak pengamanan agar dapat mencegah aksi teror lebih cepat," kata Pakde Karwo.
Sementara itu Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Sumardi mengaku belum mendapat instruksi pengamanan status Siaga Satu di Jatim. Bila status diberlakukan, ia siap mengerahkan anak buahnya untuk meningkatkan pengamanan dan berkoordinasi dengan Polda.
"Yang jelas kami siap bergerak jika sudah ada perintah dari atasan dan pemerintah, kami siap laksanakan dan turun ke lapangan," tegas Sumardi.
Sementara itu, situasi di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat, mulai kondusif sore ini. Tak lagi terdengar bunyi ledakan maupun rentetan tembakan. Jalan di depan Sarinah, yang semula disterilkan, kini sudah dapat dilintasi.
Aksi teror terjadi sekira pukul 10.50 WIB. Peristiwa itu mengakibatkan tujuh orang tewas. Sementara belasan lainnya mengalami luka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
