Mustofa merupakan pemilik sekaligus pengelola kawasan wisata itu. Ia pasrah saat polisi menutup kawasan itu pada Selasa 23 Februari.
Mustofa bersikap kooperatif dengan tindakan polisi. Toh, polisi mengatakan tindakan itu bertujuan menjaga kondusifitas lokasi tersebut setelah aksi beberapa perempuan berbikini beberapa waktu lalu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Berhubung yang menutup ini polisi, maka biar saja polisi yang membukanya kembali," kata pria yang berprofesi sebagai pebisnis tambang galian C itu.
Namun demikian, Mustofa tak melarang siapapun memasuki kawasan tersebut. Hanya saja, warga tak bisa berenang. Karena, ia menguras habis air dari kolam seluas kurang lebih 500 persegi itu.
Sedianya, kolam renang Guat Pote menjadi ikon wisata Kabupaten Bangkalan. Pemandangan dinding bukit kapur menarik minat warga untuk berwisata dan berenang di kawasan tersebut.
Tapi ikon itu 'tercoreng' dengan aksi beberapa perempuan berbikini dua hari lalu. Perempuan-perempuan itu berlenggak-lenggok mengikuti hentakan musik di panggung sisi kolam renang.
Aksi mereka tergambar dalam beberapa foto yang tersebar di sosial media. Sontak kejadian itu mendapat komentar negatif. Sebab, kawasan wisata itu merupakan tujuan rekreasi keluarga yang membawa anak-anak mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
