Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera, mengatakan tak perlu khawatir dengan adanya begal. Adanya kejahatan bagian dari dinamika sosial masyarakat.
"Begal baru satu kami temukan. Kalaupun ada lagi, itu bagian dari dinamika. Dinamika masyarakat itu ada beberapa faktor, di antaranya faktor sosial, politik, dan budaya," katanya, di Surabaya, Selasa (31/1/2017).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dijelaskam Frans, tingkat kejahatan di Jatim, masih bisa ditoleransi. Hal itu dihitung dari kepadatan jumlah penduduk dan tingkat kejahatan yang setiap harinya terjadi.
"Dibandingkan daerah lain Jatim masih bisa ditoleransi tingkat kejahatannya," ujarnya.
Menurut Frans, jumlah penduduk di Jatim sekitar 38 juta jiwa atau tiga kali lipat dari Jakarta. Namun, setiap harinya tingkat kejahatan tak lebih dari 50 peristiwa.
Begitu juga di Kota Surabaya dengan penduduk 4 juta. Angka kriminalitasnya tak lebih dari 50 kejadian.
"Kecuali kalau sehari ada 80 kejadian, itu enggak bisa ditoleransi. Dibandingkan Jakarta, Jatim masih bisa dibilang aman," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)