Anak korban, Fahriski Jati Ananto, 21, mengaku banyak kenangan di rumah berlantai dua tersebut. "Dibangun ulang saja karena sudah bertahun-tahun saya dan keluarga tinggal di sini," katanya, ketika di temui, Kamis (11/2/2016).
Rumah miliknya berukuran sekitar 10x30 meter berlantai dua. Di lantai dasar terdapat tiga kamar, ruang tamu, dan dapur. Sedangkan di lantai dua terdapat lima kamar indekos.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kendati demikian, lanjut mahasiswa Kedokteran UMM ini, belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai rencana tersebut, termasuk rencana pembeliam tanah oleh TNI AU. "Untuk ganti rugi sudah dibicarakan, soal lainnya belum ada komunikasi lagi. Terpenting saya sama bapak bisa tenang dulu atas meninggalnya ibu, Erna Wahyu Ningtyas," kata dia.
Saat ini, ia bersama bapaknya tinggal di rumah tetangganya untuk sementara waktu setelah rumahnya rata dengan tanah. "Ini musibah bagi keluarga kami, saya harap pihak TNI AU menepati janjinya," kata dia berharap.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna, mengaku akan membangun tugu monumen pesawat untuk mengenang para korban dan tragedi pesawat jatuh di rumah milik Mujianto. "Jika keluarga setuju, kami bangun sebagai monumen dan kami beli semua tanahnya," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)