"Saya cuma penjual rujak. Saya sangat bersyukur dan bangga bisa pergi haji tahun ini. Mudah-mudahan saya dapat menjalankan ibadah haji di sana dengan lancar dan menjadi haji yang mabrur," kata Kami, di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Selasa (1/9/2015).
Kami yang tergabung di kelompok terbang (kloter) 24 sudah menabung sejak 2001. "Saya mulai berjualan rujak pada 1973 hingga sekarang. Setiap hari berjualan dari pukul 07.00 WIB hingga 24.00 WIB," katanya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dia dibantu anaknya yang paling kecil. Selain bisa beribadah haji, hasil kerja kerasnya juga bisa membiaya empat anaknya hingga lulus sekolah.
Suami Kami sudah tiada sejak 1996 karena sakit. Sejak itu dia harus mengurus dan menafkahi keluarganya sendiri. "Mudah-mudahan saya bisa pulang selamat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)
