"Karena itu, kami kembali menggaungkan program Keluarga Berencana (KB)," kata Kepala kantor perwakilan BKKBN Jatim, Kushindarwito, ketika menjadi pembicara di acara bertema Sosialisasi Strategi Advokasi dan Kebijakan dan Advokasi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), Program KKBPK Bagi Mitra Kerja Media, di Surabaya, Jumat, 5 Mei 2017.
Menurut Wito, kegiatan KIE sampai kapanpun tidak akan dapat dilepaskan dari program KKBPK. Bila KIE lemah, dukungan masyarakat juga akan melemah. "Maka harus kita gaungkan kembali program tersebut," jelasnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tingginya angka kelahiran bayi ini, lanjut Wito, pemerintah harus menyiapkan pendidikan, kesehatan serta lapangan pekerjaan baru yang setiap tahun terus meningkat. "Tapi meski masih tinggi, angka kelahiran di Jatim sebenarnya yang terendah di Indonesia. Dari data yang ada jumlah bayi lahir di Indonesia per tahunnya mencapai 4-5 juta jiwa," ujarnya.
Selain angka kelahiran tinggi, angka kematian ibu dan anak ternyata juga masih cukup tinggi. "Tiap tahun setidaknya ada 359 ibu meninggal per 100 ribu ibu melahirkan," ujarnya.
Menurutnya, tingginya angka kelahiran dan kematian ini, menjadikan Indonesia masih menduduki posisi ke enam di ASEAN dan urutan ke 113 dunia indeks pembangunan manusia (IPM).
"Untuk Jatim, IPM ternyata di urutan ke-15 dari 34 provinsi karena angka usia sekolah di Jatim saat ini baru mencapai 7,6 tahun atau rata-rata penduduk Jatim hanya lulus Sekolah Dasar namun tidak lulus SMP," kata dia.
Sementara itu untuk meningkatkan IPM, program KB dan meningkatkan usia pernikahan merupakan salah satu langkah yang harus digalakkan. Kawasan tapal kuda mulai dari Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan dan Madura harus menjadi prioritas utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)